Hanara well being center adalah

Deborah C. Escalante

Bermula dari kunjungan mbak cinda dan mbak widi ke moz5 salon untuk menawarkan program workshop bersama, yang akhirnya bs dilaksanakan hari minggu 7 april 2016 meski hanya dg 4 peserta (mundur terus akhirnya peserta malah susah matching). Tema body mind and soul begitu membekas. Lumayan penasaran sama hanara soalnya. Intinya hanara mengajarkan kita untuk memiliki vibrant life. Sehat lahir batin seumur hidup dan bermanfaat bagi orang lain. Jadilah nanya2 ke mba cinda dan diundang kelas edukasi di hanara tgl 18 april. Dateng bareng olla dan dibuat takjub dengan clean ruangannya. Bersih teratur rapi tenang damai. Ada kafe hanara yg non bawang putih dan non msg. Materi dr. Hansen juga menarik. Meski mengulang materi workshop dulu tapi makin mengokohkan tentang konsep vibrant, self healing dan kinesiologi (our body never lies) Akhirnya setelah mendapat izin dari abi tercinta, selasa berikutnya membulatkan tekad daftar hanara. Nama kelasnya Vhh1. Harga 6,2jt. Wow banget kan. Sebetulnya ada kelas dasar paling murah seharga 2,8, tapi.penasaran komplit, bismillah. Smg menjadi jalan menuju kehidupan lebih baik. Aamin ya Allah

Published by

iinchurinin

I’m a happy mom of 5 amazing children. Love to share my blessing world. Life is never ending learning, let’s make another dreams come true !! View all posts by iinchurinin

Our Story adalah rangkaian artikel blog yang menceritakan kisah saya dan Niken, mendiang istri saya. Bagian ketiga ini akan menceritakan tentang harapan baru yang muncul untuk menghadapi kanker yang diderita Niken.

Artikel ini termasuk rangkaian kisah “Our Story” yang sangat saya sarankan Anda baca secara berurutan mulai dari bagian pertama. Untuk melihat seluruh daftar rangkaian kisah Our Story yang ada silahkan klik link berikut ini.

When the Climb is Getting Steeper

Saya dan Niken akhirnya berangkat ke Singapore untuk mengetahui kepastian dan diagnosa terbaru dari kondisi Niken. Singkat cerita kami pun bertemu dengan onkologist kami, Dokter Khoo, yang sabar dan bisa memahami kondisi dan keputusan kami. Untuk mengetahui kondisi Niken dengan lebih pasti, Dokter Khoo menyarankan untuk melakukan PET Scan.

Apa Itu PET Scan?

PET Scan adalah suatu metode deteksi kanker di mana sebelum dipindai / discan, pasien akan meminum cairan glukosa radioaktif. Sel kanker yang ada dalam tubuh akan lebih aktif menyerap / memakan cairan glukosa radioaktif tersebut. Bagian dengan aktivitas kimiawi yang lebih tinggi inilah yang nantinya bisa dideteksi oleh alat pemindai. Dari situlah akan diketahui pada bagian badan mana saja terdapat sel kanker aktif.

Hasil PET Scan menunjukkan bahwa ditemukan tumor ekstensif di dada kanan (bekas operasi terdahulu) yang sudah menyebar / metastasis ke dada kiri dan saluran getah bening leher. Kembalinya sel kanker disertai dengan penyebaran ke bagian lain ini artinya adalah kanker yang dimiliki Niken sudah masuk ke stadium 4.

Dalam dunia medis terdapat perbedaan tujuan pengobatan kanker untuk stadium 3 ke bawah dan stadium 4. Pengobatan stadium 3 ke bawah tujuannya adalah kuratif (menyembuhkan) sedangkan untuk stadium 4 tujuannya adalah paliatif (memperpanjang usia dan memperbaiki kualitas hidup).

Dokter Khoo sendiri menyarankan gabungan treatment kemoterapi dan immunoterapi (jenis pengobatan baru yang bahkan ketika 2 tahun lalu saat operasi masih belum ada). Saat itu kami berdua kembali serius mempertimbangkan kemungkinan untuk menjalani tindakan medis dengan kemoterapi dan immunoterapi.

BACA JUGA:   What is bipolar and unipolar depression

Akan tetapi setelah sehari kembali merenung dan merefleksikan, Niken memutuskan untuk tetap tidak melakukan tindakan medis. Dia berkata “Hatiku tidak nyaman menjalani baik kemoterapi atau immunoterapi.. dan aku tidak mau memutuskan sesuatu hanya karena dilandasi rasa takut”

Keesokan harinya, kami kembali ke Dokter Khoo menyampaikan keputusan kita. Dia menanggapi dengan tersenyum dan berkata “Kapan pun kalian membutuhkan saya atau berubah pikiran, silahkan kontak saja”. Di sana kami akhirnya hanya minta resep obat penahan rasa sakit (painkiller) dan belajar pada perawat tentang cara merawat luka & memakai perban. Setelah itu kami pun kembali ke Surabaya.

Saat menunggu pesawat di airport, Niken berkata kepada saya “Vid… nanti kalau waktunya sudah tiba, ini keinginanku: Aku minta dikremasi saja. Pilih peti jangan yang mahal, pakai yang sederhana saja. Total waktu persemayaman sampai kremasi cukup 3 hari. Setelah itu aku minta abuku dilarung di laut, tidak perlu disimpan.”

Saat itu saya hanya mengiyakan dan memeluk Niken.

A New Hope

Saat tiba di Surabaya kami pun mulai merencanakan apa yang harus kami lakukan setelah itu. Dari rekomendasi teman baik Niken, kami mengetahui satu tempat terapi berbasis meridian healing bernama HanaRa Wellbeing Center di Bandung.

Pertama melihat websitenya sebenarnya saya sempat ragu. Di website saya tidak melihat ada menyebutkan klinik ini menangani penyakit – penyakit berat apalagi kanker. Akan tetapi saya tetap menelepon untuk bertanya lebih lanjut.

Dari penjelasan pertama saya langsung terkejut. Programnya ternyata musti 28 hari non stop, plus untuk yang sakitnya berat harus disertai pendamping. Sempat saya bertanya “Bisa nggak 2 minggu program terus pulang dulu, nanti baru kembali ke sana lagi lanjut 2 minggu?” Dan ternyata tidak bisa, musti 28 hari non stop.

Saat itu Niken berkata “Aku mau Vid.. dan aku butuh”. Kami pun akhirnya berangkat ke Bandung.

Awalnya kami berencana untuk memulai program di HanaRa tanggal 25 Feb 2020, persis di ulang tahunnya Niken. Akan tetapi akhirnya Niken berangkat 1 minggu lebih awal (tanggal 17 Feb) dengan ditemani oleh tantenya. Saya sendiri musti menyelesaikan training di Jakarta baru setelah itu menyusul ke Bandung.

HanaRa Wellbeing Center

HanaRa adalah sebuah klinik kesehatan berbasiskan meridian healing. Meridian sendiri adalah saluran dalam tubuh yang berfungsi untuk mengalirkan life energy (sering juga disebut chi).

Stress dalam kehidupan sehari – hari, makanan yang tidak sehat, radiasi dan pengaruh lingkungan akan menyebabkan saluran meridian tersumbat. Pembelajaran dan treatment di HanaRa akan melancarkan kembali sumbatan – sumbatan tersebut sehingga life energy bisa kembali mengalir lancar (seperti dulu waktu kita masih kecil).

Life energy yang bisa mengalir lancar dalam tubuh akan membuat organ – organ tubuh vital (jantung, paru, limpa, ginjal dan hati) mampu berfungsi optimal. Kecerdasan sel juga akan meningkat sehingga kita mampu meraih potensi diri optimal yang kita miliki.

Treatment di HanaRa sendiri sifatnya adalah wholistik (menyeluruh). Ada kelas – kelas di mana kita belajar teknik terapi mandiri (self healing), ada kelas untuk belajar teknik pernafasan, ada kelas belajar melalui gerakan (seperti tai chi), serta ada aturan makan, minum dan istirahat yang harus dipatuhi.

Selain itu ada juga fasilitas – fasilitas yang bisa membantu penyembuhan dan kesehatan seperti Life Energy Pool, Life Energy Fountain serta bantuan dalam bentuk terapi yang dilakukan oleh terapis yang berpengalaman di bidangnya.

BACA JUGA:   Mental health therapy eau claire wi

Jika Anda tertarik mengetahui lebih lanjut tentang HanaRa, tiap Selasa pagi jam 9.00 mereka mengadakan kelas edukasi (free) yang menjelaskan tentang program – program di HanaRa. Silahkan Anda google saja dan kontak langsung ke sana untuk bisa mengetahui lebih lanjut.

Awalnya saya berpikir bahwa saya akan mendampingi Niken sambil bekerja. Di saat – saat senggang saya akan membuat konten dan mempersiapkan materi training. Lalu sesekali saya akan pergi sebentar selama 1 – 2 hari untuk memberikan training.

Itu awalnya yang ada di pikiran dan rencana saya.

Setelah bergabung barulah saya mengetahui fungsi pendamping yang sebenarnya. Menjadi pendamping bukan hanya sekedar bantu – bantu saja melainkan juga harus ikut berpartisipasi dalam programnya secara total. Full ikut program dan protokol yang ada.

Konsep di HanaRa adalah vibrasi itu menular. Kondisi emosi dan psikologi kita akan saling mempengaruhi mereka yang ada di sekitar. Sebagai pendamping, saya juga harus berada dalam vibrasi yang baik untuk mampu berfungsi sebagai support system.

Salah satu protokol yang harus dipatuhi adalah pola makan yang mengikuti HanaRa food (secara gambaran besar vegetarian non bawang). Jadi saat itu langsung tanpa persiapan saya jadi vegetarian, padahal belum sempat bye – bye dengan KFC, rendang, sate ayam dan teman – temannya. Musti bye – bye juga dengan cappucino (kopi susu) kesukaan saya, dan setelah itu cuma pesan americano (kopi item) saja.

Beberapa hari berada di HanaRa, Niken bisa langsung merasakan adanya perbaikan terutama dalam hal stamina dan mood. Dulu yang biasanya belum sampai setengah hari beraktivitas sudah capek banget, sekarang bisa mengikuti kelas dan program di HanaRa dari pagi sampai sore atau malam.

A Birthday Gift

Tanggal 25 Februari 2020 menandai genap 1 minggu Niken mengikuti program di HanaRa sekaligus merupakan hari ulang tahunnya. Satu hal yang spesial adalah Papa Niken, Kakak Niken dan Gwen datang untuk mengunjungi dan merayakan ultah Niken di Bandung.

Walau itu hari ultah Niken tetap kami seharian berada di HanaRa untuk mengikuti kelas dan program yang ada di sana. Menjelang akhir kelas ternyata teman baik Niken yang merekomendasikan HanaRa mengirimkan surprise berupa satu buket bunga.

Jadilah satu kelas termasuk Dokter Hanson (Dokternya yang di HanaRa) tahu tentang ultah Niken. Melihat hal ini Dokter Hanson langsung juga berinisiatif memberikan hadiah yaitu…. jreng jreng jreng. Di belakang kelas ternyata sudah siap satu mesin laser yang biasanya digunakan untuk proses aktivasi Langkah HanaRa.

Apa itu Langkah HanaRa? Saya coba deskripsikan dengan bahasa sederhana ya.

Langkah HanaRa adalah proses aktivasi meridian terkait sehingga nanti saat berjalan bisa memperoleh stamina lebih (biasanya setelah aktivasi bahkan bisa langsung naik turun tangga sampai puluhan kali non stop). Plus nantinya dengan berlatih Langkah HanaRa, kita bisa secara mandiri membuka sumbatan – sumbatan yang ada pada saluran meridian. Nah, kurang lebih itu deh gambarannya 🙂

Seluruh kelas akhirnya saling gotong royong supaya proses aktivasi ini bisa berhasil. Dan ternyata sampai hampir berakhir, proses ini masih belum berhasil. Sampai akhirnya ada seorang biksuni (juga berobat di HanaRa) yang dengan kasih tulus tanpa pamrihnya berhasil membantu Niken sehingga prosesnya berhasil.

BACA JUGA:   Faktor yang mempengaruhi stres akademik pdf

Mungkin ini adalah hadiah ulang tahun paling unik yang pernah Niken terima. Selain hadiah aktivasi Langkah HanaRa yang berhasil, Niken juga mendapat hadiah berupa reminder jika ternyata kasih tulus tanpa pamrih (bahkan dari seorang yang tidak benar – benar mengenalnya – biksuni) itu benar – benar ada.

Can We Go Through This?

Saat berada di HanaRa kami juga berjumpa dengan banyak teman – teman baru. Salah satunya adalah seorang kakek yang tampak bugar, ceria dan bersemangat, sebut saja namanya adalah Pak Hendrik. Sambil berkenalan, saya pun bertanya “Pak Hendrik sudah berapa lama di sini?” Dia pun menjawab “Ohh.. saya sudah hampir 2.5 bulan di sini.”

Mendengar jawaban tersebut saya langsung terkesiap. Dalam hati saya berpikir “Wahh… Pak Hendrik yang terlihat segar bugar begini saja sampai 2.5 bulan masih di sini, rasanya kalau lihat kondisi Niken nggak mungkin deh kita cuma 1 bulan saja di sini”.

Setelah berdiskusi dengan Niken, akhirnya kami berdua sepakat bahwa paling tidak kita musti berada di HanaRa selama 3 bulan supaya lebih mantap. Kita berdua ingin saat kembali ke Surabaya nanti kondisi Niken sudah benar – benar lebih prima.

Tapi bagaimana dengan Gwen?

Mau tidak mau kita harus menitipkan Gwen ke Kakak dan Papa Niken di Surabaya. Kami ingin benar – benar fokus di Bandung untuk memperbaiki kondisi Niken.

Apakah berat membuat keputusan itu? Berat banget.

Kita berdua benar – benar dekat dengan Gwen. Dari kisah kami sebelumnya tentunya Anda mengerti betapa kami ingin selalu berada bersama Gwen. Saat harus pergipun, biasanya kami selalu atur jadwal sehingga salah satu dari kami bisa tinggal untuk mendampingi Gwen. Dan sekarang kami berdua musti pergi untuk jangka waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu sebelum Gwen kembali ke Surabaya, saya meminta satu hari untuk benar – benar menghabiskan waktu bersama dengan Gwen berdua saja. Pagi – pagi kita sudah jalan – jalan menyusuri Jalan Braga yang cantik, siangnya seharian kami pergi ke Trans Studio untuk main – main sampai puas.

Saat Gwen harus berpisah dan kembali ke Surabaya bersama dengan Papa dan Kakak Niken menjadi saat – saat yang berat bagi kami berdua. Kami berdua tak kuasa menitikkan air mata saat harus menjelaskan pada Gwen bahwa Daddy dan Mommy musti belajar dulu di Bandung. Gwen sendiri musti di Surabaya dulu karena sekolah-nya kan juga di sana.

Walau di awal Gwen sempat menangis juga dan ingin ikut dengan kami, akan tetapi kami lega karena setelahnya Gwen ok ok saja dan bisa tetap happy.

Bersamaan dengan pulangnya keluarga ke Surabaya, kami juga pindah dari hotel tempat kami tinggal ke apartment yang sudah kami sewa selama 1 bulan ke depan melalui Airbnb. Saat pindah ke apartment itulah ada perasaan shock dalam diri kami berdua.

Kami membayangkan bahwa selama beberapa waktu ke depan kami akan tinggal di apartment mungil ukuran 5 x 4 m ini. Mau bergerak saja susah karena cukup banyak barang dan furniture di sana. Selain itu kami juga hanya berdua saja, jauh dari keluarga dan anak yang biasa berada di samping kami.

Saat – saat itu sering membuat kami berpikir “Apakah bisa kami melalui hari – hari di sini?” Jawaban atas pertanyaan di atas akan saya ceritakan dalam episode selanjutnya di Our Story Part #4 – Early Journey in HanaRa. 

Sharing is Caring

Share

Tweet

Share

Share

Also Read

Bagikan: