Stress menyebabkan tekanan darah tinggi

Deborah C. Escalante

Belum ada bukti bahwa stres dengan sendirinya menyebabkan hipertensi jangka panjang. Tapi bereaksi terhadap stres dengan cara yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Hipertensi yang berhubungan dengan stres bisa jadi parah. Tapi ketika stres hilang, tekanan darah akan kembali normal.”

 

Halodoc, Jakarta – Hipertensi adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kenaikan tekanan darah secara drastis. Tekanan darah adalah ukuran yang digunakan untuk melihat seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Menjaga tekanan darah normal penting dilakukan agar kinerja tubuh maksimal. 

 

Hipertensi adalah hal yang harus diwaspadai, terutama jika sering terjadi. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg pada saat menjalani pemeriksaan. Angka yang berada di atas, yaitu 90 dan 120 menggambarkan tingkat sistolik, yaitu tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka yang di bawah, yaitu 60 dan 80 menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa disebut sebagai tekanan diastolik.

 

Baca juga: 4 Daftar Orang yang Berpotensi Kena Hipertensi

 

Stres Salah Satu Pemicu Hipertensi

 

Sebenarnya, naik atau turunnya angka pada tekanan darah adalah hal yang wajar. Jangan terlalu khawatir jika angka tekanan darah berubah, selama tekanan darah tidak konsisten terlalu rendah atau terlalu tinggi dalam waktu lama. Namun, tekanan darah yang sering mengalami peningkatan tetap harus diwaspadai.

 

Pasalnya, tekanan darah tinggi alias hipertensi bisa memicu berbagai penyakit mematikan seperti penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah yang terlalu tinggi pun dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, hingga berujung kematian. Tekanan darah yang meningkat drastis adalah fase yang paling buruk pada pengidap hipertensi. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hipertensi, salah satunya adalah stres. Kok bisa?

BACA JUGA:   What is collective improvisation in jazz music

 

Salah satu pemicu naik atau turunnya tekanan darah adalah kondisi emosi, termasuk tingkat stres. Stres nyatanya bisa memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan, serta menyebabkan naiknya tekanan darah secara mendadak. Maka dari itu, orang yang memiliki riwayat penyakit ini disarankan untuk menjauhi atau setidaknya mengelola tingkat stres.

 

Tak hanya itu, stres juga bisa menyebabkan seseorang melakukan hal-hal “sembarangan” yang bisa memicu penyakit lain. Salah satu kondisi yang bisa terjadi akibat kondisi ini adalah naik atau turunnya kadar gula darah, misalnya karena pola makan yang berantakan. Maka dari itu, meski tidak banyak memengaruhi tekanan darah, stres sebaiknya dihindari agar gangguan kesehatan lain tidak menyerang.

 

Baca juga: Ini Penyebab Tekanan Darah bisa Naik Drastis

 

Hubungan Reaksi Stres pada Tekanan Darah

 

Reaksi tubuh terhadap stres bisa memengaruhi tekanan darah. Tubuh menghasilkan gelombang hormon ketika kamu berada dalam situasi stres. Hormon-hormon itu untuk sementara meningkatkan tekanan darah dengan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit.

 

Belum ada bukti bahwa stres dengan sendirinya menyebabkan hipertensi jangka panjang. Tapi bereaksi terhadap stres dengan cara yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Perilaku tertentu terkait dengan tekanan darah tinggi, seperti:

  • Merokok.

  • Terlalu banyak minum alkohol.

  • Mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

 

Selain itu, penyakit jantung mungkin berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu yang berkaitan dengan stres, seperti:

  • Kecemasan.

  • Depresi.

  • Isolasi dari teman dan keluarga.

 

Namun, belum ada bukti bahwa kondisi ini secara langsung berkaitan dengan hipertensi. Sebaliknya, hormon yang dibuat tubuh ketika stres secara emosional bisa merusak arteri, yang menyebabkan penyakit jantung. Juga beberapa gejala lain yang disebabkan oleh depresi, dapat menyebabkan kamu lupa minum obat untuk mengontrol hipertensi atau kondisi jantung lainnya. 

BACA JUGA:   Stress kronis pada ibu hamil

 

Hipertensi yang berhubungan dengan stres bisa jadi parah. Tapi ketika stres hilang, tekanan darah akan kembali normal. Namun, lonjakan tekanan darah sementara yang sering bisa merusak pembuluh darah, jantung, dan ginjal dengan cara yang mirip dengan hipertensi jangka panjang.

 

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Meski Sedang Stres

 

Cara Menjaga Tekanan Darah Tetap Normal

 

Salah satu cara terbaik untuk menghindari hipertensi menyerang adalah dengan menjaga tekanan darah tetap normal dan stabil. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkannya, yakni:

 

1. Makanan Sehat

Salah satu cara menjaga agar tekanan darah tetap normal adalah dengan mengonsumsi makanan sehat, serta menghindari jenis makanan yang bisa memicu naiknya tekanan darah. Jika kamu mengalami tekanan darah tinggi, hindari jenis makanan yang mengandung terlalu banyak garam. Jenis makanan ini bisa meningkatkan kadar natrium dalam tubuh dan membuat kondisi hipertensi semakin buruk.

 

Sebagai gantinya, cobalah konsumsi makanan, seperti sayur dan buah-buahan. Jenis makanan ini kaya akan serat, vitamin, kalium, antioksidan, dan magnesium. Makanan yang kaya akan serat disebut bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

 

2. Berolahraga

Menjaga tekanan darah tetap normal juga bisa dilakukan dengan rutin berolahraga. Namun, tetap ada hal yang harus diperhatikan. Jika kamu memiliki riwayat gangguan tekanan darah, tidak disarankan melakukan olahraga intensitas tinggi. Sebagai gantinya, cobalah aktivitas fisik sederhana, tapi menyehatkan, misalnya jalan santai, jogging, ataupun bersepeda.

 

3. Berat Badan Ideal

Menjaga berat badan ideal juga menjadi trik untuk mencegah gangguan pada tekanan darah, terutama pada orang yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Sebab, obesitas alias kelebihan berat badan disebut berkaitan dengan tekanan darah tinggi.

 

Jika kamu mengalami gejala hipertensi sesaat setelah stres, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Bila perlu beli obat yang diresepkan dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

 

Referensi:
NCBI. Diakses pada 2021. Stress and hypertension
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Stress and high blood pressure: What’s the connection?
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2021. 7 ways to reduce stress and keep blood pressure down

Meski hanya terjadi sementara, stres dan cemas juga bisa menjadi salah satu penyebab hipertensi jangka panjang. Hal ini terjadi bila stres dan rasa cemas Anda rasakan terus menerus dan pada waktu yang lama. Kondisi ini disebut juga dengan stres kronis.

BACA JUGA:   Faktor yang mempengaruhi stres akademik pdf

Sebuah jurnal yang dipublikasikan oleh State Medical Society of Wisconsin menyebut stres tidak langsung menyebabkan hipertensi. Namun, hal ini bisa terjadi bila Anda mengalami kenaikan tekanan darah secara berulang akibat stres.

Selain itu, hipertensi juga bisa terjadi bila Anda memiliki lebih dari satu faktor penyebab stres. Adapun faktor-faktor penyebab stres yang bisa memengaruhi tekanan darah berupa, pekerjaan, lingkungan sosial, hipertensi jas putih, ras, atau tekanan emosional. Selain itu, stres karena kurang tidur juga bisa menyebabkan hipertensi.

Di sisi lain, stres dan cemas juga bisa menimbulkan kebiasaan yang buruk, yang dapat ikut memengaruhi tekanan darah. Sebagai contoh, saat stres, seseorang kerap melampiaskannya dengan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Hal-hal tersebut merupakan faktor risiko dan penyebab hipertensi yang paling umum terjadi, terutama pada jenis hipertensi esensial atau primer.

Selain itu, beberapa obat untuk mengobati kecemasan dan kondisi kesehatan mental lain, seperti obat antidepresan SNRI juga dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

Kemungkinan dapat menyebabkan pembuluh darah rusak

Naiknya tekanan darah secara tiba-tiba dan berlangsung lama akibat stres bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada pembuluh darah dan penyakit jantung. Pasalnya, hormon stres yang dilepaskan oleh tubuh bisa merusak pembuluh darah dan memaksa jantung untuk memompa darah lebih keras.

Bila berlangsung dalam waktu yang lama, tekanan darah tinggi yang Anda derita bisa semakin parah dan membuat Anda mulai merasakan berbagai gejala hipertensi, seperti sakit kepala, nyeri dada, dan lainnya. Bila sudah mengalami hal tersebut, Anda mungkin memerlukan obat darah tinggi untuk mengatasinya.

Pembuluh darah yang rusak akibat stres pun membuat Anda lebih berisiko mengalami komplikasi hipertensi, seperti penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda untuk menghindari stres. Bila Anda mengalami stres, sebaiknya segera mencari cara sehat untuk meredakannya agar tidak menyebabkan hipertensi, seperti meditasi, mendengarkan musik, atau melakukan hobi Anda.

Anda juga perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk membantu mencegah hipertensi karena faktor lainnya, seperti diet hipertensi dan mengurangi konsumsi makanan asin, olahraga secara rutin, tidak merokok, serta mengurangi konsumsi alkohol.

Also Read

Bagikan: